Senin, 17 Juni 2013

Sulut Wakili KTI Untuk Sosialisasi ASEAN



Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI kembali mempercayakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara untuk menggelar iven yang bersentuhan langsung dengan kerja sama Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN). Hal ini terungkap ketika tim Tim Aju Ditjen Kerja Sama ASEAN bertemu langsung dengan Kepala Biro Pemerintahan dan Humas Setdaprov Sulut Dr. Noudy Tendean di ruang kerjanya pada Senin (17/6) Kemarin. Dari pertemuan tersebut, Tim Aju memohon bantuan Pemprov Sulut untuk memfasilitasi sebuah pertemuan yang melibatkan para Pengelola media cetak, elektronik, dan online serta para pejabat kehumasan yang ada di Sulut. ‘’Ada beberapa kegiatan yang akan dilaksanakan diantaranya working dinner, seminar, serta forum group discussion, dimana semua agenda ini akan fokus membicarakan tentang ASEAN seperti apa dan bagaimana,’’ ujar Ibnu Swantoro, salah satu Tim Aju Kemlu.
Menjawab hal tersebut, Tendean mengatakan bahwa pada prinsipnya Pemprov Sulut sangat senang dan bangga dengan kepercayaan ini, bahkan akan membantu semaksimal mungkin mengingat selama ini bapak Gubernur Sarundajang juga sangat konsen menjadikan Sulut sebagai salah satu pintu gerbang baru Indonesia ke Asia Pasifik. Bahkan menurut Tendean, menjawab berbagai pertanyaan tentang kesiapan negara lain tentang siap tidaknya Indonesia menghadapi ASEAN connectivity, Sulut sejak sekarang sudah mempersiapkan diri dengan berbagai pembangunan infrastruktur penunjang seperti jalan tol, pelabuhan internasional, dan bandara. ‘’Juga berbagai kesiapan sumber daya manusianya,’’ terang Tendean yang pada kesempatan tersebut didampingi Kabag Humas Jackson Ruaw M.Si dan Kasubag Pengumpulan Penyaringan Informasi Vanda B. Jocom M.Si.
Lanjut Doktor cum laude jebolan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini menjelaskan, ASEAN merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk membahas perbedaan di antara anggotanya dengan damai. ‘’Tapi fakta membuktikan bahwa sampai sekarang masih ada juga pihak yang belum mengetahui tentang kerjasama ASEAN tersebut. Dan inilah yang melatarbelakangi pihak Kemlu dan Pemrov Sulut untuk melakukan sosialisasi bahkan sharing pendapat lewat fgd, seminar, dan dinner working,’’ ujar Tendean sembari menambahkan bahwa luas wilayah laut ASEAN yang tiga kali lipat dari luas wilayah daratan dimana pada tahun 2010 kombinasi nominal GDP ASEAN telah tumbuh hingga 1,8 Triliun Dolar AS. Jika ASEAN adalah sebuah entitas tunggal, maka ASEAN akan duduk sebagai ekonomi terbesar kesembilan setelah Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman, Perancis, Brazil, Inggris, dan Italia. ‘’Dan menariknya, data dan fakta saat ini menunjukan Sulut akan mewakili kawasan timur Indonesia untuk mewujudkan hal tersebut,’’ tandasnya pasti.
Selanjutnya, generasi keturunan langsung Kapten Czi (Anm.) Pierre Andreas Tendean ini menjelaskan, kerja sama ASEAN tidak hanya mencakup bidang ekonomi saja tetapi juga ilmu pengetahuan dan teknologi, kebudayaan dan informasi, pembangunan serta keamanan dan kerja sama transnasional lainnya. ‘’Dijadwalkan, working dinner, seminar, dan fgd akan dilaksanakan pada bulan Juli nanti dengan melibatkan seluruh pengelola media di Sulut, Pejabat Kehumasan, dan khusus seminar akan bekerjasama langsung dengan Unsrat Manado,’’ terang mantan Direktur IPDN Kampus Manado ini. (Jubir Pemprov Sulut, Drs. Jackson F. Ruaw, M.Si)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar